Tradisi Munggahan
Thursday, June 15, 2017
Edit
Tradisi
Munggahan
Indonesia
merupakan negara yang mempunyai sejuta kebudayaan dan tradisi. Ketika memasuki
bulan Ramadhan, orang indonesia muslim mempunyai berbagai tradisi dalam
menyambut bulan tersebut, salah satunya adalah munggahan. Kata munggahan tentu
tidak asing lagi bagi orang sunda yang beragama islam. Tradisi ini merupakan
bentuk rasa bahagia masyarakat sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Secara
etimologis munggahan berasal dari
kata unggah yang memiliki arti
memasuki tempat yang agak tinggi. Dikaitkan dengan bulan Ramadhan, yaitu unggah kana bulan nu punjul darajatna,
artinya naik ke bulan yang luhur derajatnya. Dari kata munggah tersebut tersirat perubahan, baik secara lahiriyah dan
batiniyah.
Munggahan biasanya dilaksanakan satu hari
menjelang bulan Ramadhan. Beragam tradisi yang dilakukan masyarakat. Begitu
juga yang dilakukan masyarakat Kabupaten Majalengka khususnya yang berada di
daerah Kecamatan Talaga. Namun karena seiring perkembangan zaman, tradisi munggahan yang dilakukan masyarakat
Talaga pun berangsur menghilang .
Adapun kegiatan dalam tradisi munggahan
yang dilakukan masyarakat Talaga pada zaman dulu sebagai berikut;
1. Ngarewahkeun, yaitu kebiasaan masyarakat
Talaga saling membagikan makanan (nasi dan lauknya) kepada tetangga dan sanak
saudara. Ngarewahkeun ini dilakukan
pada akhir bulan sya’ban. Ciri adanya dari tradisi ngarewahkeun, biasanya di pasar sangat ramai oleh orang yang
berbelanja sembako. Orang yang kurang mampu banyak juga yang memaksakan untuk
membeli lauk yang sedikit lebih mewah demi untuk berbagi kepada tetangga dan
mereka menganggap setahun sekali tidak apa-apa makan mewah.
2. Nyekar, yaitu berziarah kubur kepada
keluarga yang sudah meninggal. Mendo’akan kepada orang yang meninggal dan
sebagai pengingat kematian bagi yang masih hidup. Sebelum nyekar, biasanya mereka gotong royong untuk membersihkan makam
terlebih dahulu.
3. Dulag, yaitu menabuh bedug di mesjid
pada jam sepuluh pagi di akhir bulan Sya’ban sebagai tanda akan datangnya bulan
Ramadhan. Tradisi ini dilakukan ketika teknologi informasi masih langka.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini masyarakat sudah bisa mengetahui
informasi akan datangnya bulan Ramadhan melalui sidang Isbat yang disiarkan di
televisi dan di internet.
4. Mandi
ke sungai, masyarakat beramai-ramai pergi ke sungai pada pagi hari sekitar jam
delapan. Untuk menyambut bulan yang suci, mereka melakukan bersih-bersih ke
sungai. Tradisi ini dilakukan sebelum masyarakat Talaga mempunyai kamar mandi
di rumahnya masing-masing.
Related Posts