Makalah Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Saturday, May 13, 2017
Edit
BAHASA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI
Oleh :
Usti Maula
ABSTRAK
Bahasa adalah suatu sistem tanda yang
berhubungan dengan lambang bunyi-bunyi suara dan digunakan oleh suatu kelompok
masyarakat untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Fungsi utama bahasa adalah
sebagai “alat komunikasi”. Komunikasi mempunyai paling sedikit tujuh ciri (yang
merupakan hakikat komunikasi), yaitu: merupakan suatu bentuk interaksi sosial,
berhasil atau tidaknya komunikasi ditentukan oleh hasil-hasil yang aktual, melibatkan
bahasa yang otentik, selalu mengandung suatu maksud atau tujuan, berlangsung di
bawah kondisi-kondisi psikologis yang terbatas, berlangsung dalam
konteks-konteks wacana dan sosiokultural, dan melibatkan tingkat
ketidakteramalan dan kreativitas yang tinggi. Ada beberapa fungsi bahasa
sebagai komunikasi sebagai berikut: fungsi komunikasi sebagai informasi, fungsi
komunikasi sebagai ekspresi diri, fungsi komunikasi sebagai adaptasi dan
integrasi, fungsi komunikasi sebagai kontrol sosial. Fungsi komunikatif bahasa
menurut Wilkins: modalitas, disiplin dan evaluasi moral, suasi atau bujukan,
argumen, inkuiri dan eksposisi rasional, emosi-emosi personal, relasi-relasi
emosional, dan relasi-relasi interpersonal. Bahasa merupakan satu hal yang
primer untuk mencapai komunikasi yang baik. Komunikasi dan bahasa sangat
memiliki hubungan yang erat satu dengan yang lain, karena tanpa memiliki bahasa
orang lain tidak bisa menjalin hubungan dalam berkomunikasi. Komunikasi tidak
akan berjalan dengan baik tanpa adanya bahasa yang jelas yang dapat dimengerti
oleh orang lain. jadi, kita bisa melihat bahwa hubungan antara bahasa dan
komunikasi itu sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa relasi keduanya
sangatlah erat.
Kata kunci : bahasa, komunikasi, hakikat,
fungsi, hubungan
A.
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Pandangan setiap orang dalam mendefinisikan bahasa mempunyai
pandangan tersendiri, perbedaan pandangan tersebut bergantung pada lingkungan,
wawasan, dan tingkat pendidikan. Seorang ahli bahasa atau orang yang
berpendidikan di bidang bahasa dengan orang awam atau mayarakat biasa tentu
mempunyai pandangan yang berbeda tentang makna bahasa. Banyak ahli bahasa yang
mendefinisikan bahasa, namun tidak jarang pendapat mereka tidak mewakili
keseluruhan pengertian bahasa. Karena memang tidak semua objek dapat
didefinisikan dengan mudah. Menurut Barber (dalam Sibarani, 1964: 21)
mengatakan bahwa “bahasa adalah suatu sistem tanda yang berhubungan dengan
lambang bunyi-bunyi suara dan digunakan oleh suatu kelompok masyarakat untuk
berkomunikasi dan bekerja sama”.
Secara umum bahasa dapat diartikan sebagai salah satu jenis
komunikasi. Memang bahasa bukan merupakan satu-satunya sistem tanda, tetapi
bahasa merupakan sitem tanda yang paling efektif digunakan untuk komunikasi.
Menurut Sibarani (1992 : 89), “komunikasi adalah penyampaian amanat atau pesan
dari penyapa (pengirim) kepada pesapa (penerima) melalui saluran berupa sistem
tanda”. Komunikasi merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari, tanpa adanya komunikasi maka seolah-olah kehidupan ini mati. Maka
dari itu, peranan bahasa sangatlah penting dalam kehidupan ini.
Dengan menyusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih tentang fungsi bahasa sebagai komunikasi dan keterkaitannya
antara bahasa dengan komunikasi.
2.
Rumuan
Masalah
a.
Apa saja yang menjadi hakikat komunikasi?
b.
Apa
saja fungsi bahasa sebagai komunikasi?
c.
Bagaimana keterkaitan antara
bahasa dan komunikasi?
B.
Pembahasan
1.
Hakikat Komunikasi
Menurut Nugroho
(2013) “hakikat komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk
menyampaikan isi pesannya kepada manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu”. Manusia
hidup dalam dunia komunikasi. Setiap hari dan setiap saat manusia melakukan
aktifitas komunikasi antarpribadi, berbicara dengan anggota keluarga, tetangga,
dan rekan sejawat. Pada saat berbicara dengan diri sendiri, meyakinkan diri
dalam memutuskan sesuatu, manusia melakukan komunikasi intra pribadi. Pada
sebuah organisasi, manusia memecahkan masalah atau mengembangkan ide-ide atau
inovasi, saling berinteraksi dalam komunikasi kelompok atau organisasi. Jika
berinteraksi dengan pihak lain yang mempunyai latar belakang budaya berbeda,
maka manusia sudah melakukan komunikasi antarbudaya. Isi dari interaksi
antarmanusia adalah komunikasi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila
masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia
baik perseorangan, kelompok, atau pun organisasi dalam ilmu komunikasi disebut
tindakan komunikasi.
Komunikasi mempunyai paling sedikit tujuh ciri
(yang merupakan hakikat komunikasi) sebagai berikut ini:
a. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi
sosial, dan karenanya secara normal diperoleh dan dipakai/digunakan dalam
interaksi sosial;
b. Komunikasi melibatkan tingkat/taraf
ketidakramalan dan kreativitas yang tinggi dalam bentuk dan pesan;
c. Komunikasi berlangsung dalam konteks-konteks
wacana dan sosiokultural yang memberikan kendala-kendala pada pemakaian bahasa
yang tepat dan juga petunjuk-petunjuk bagi interpretasi-interpretasi ucapan
yang benar;
d. Komunikasi berlangsung di bawah
kondisi-kondisi psikologis dan lain-lainnya yang terbatas seperti
kendala-kendala ingatan, kelelahan, dan kebingungan-kebingungan;
e. Komunikasi selalu mengandung suatu maksud atau
tujuan (misalnya mendirikan serta memantapkan hubungan-hubungan sosial, meyakinkan,
atau menjanjikan sesuatu);
f. Komunikasi melibatkan bahasa otentik sebagai
lawan dari bahasa buku-teks yang tersusun-rapi; dan
g. Komunikasi sebagai yang berhasil atau tidak,
berdasarkan hasil-hasil yang aktual, misalnya komunikasi dapat dianggap
berhasil dalam kasus seorang pembicara bahasa Inggris yang tidak merupakan penutur-asli
yang telah mencoba mencari/mendapatkan stasiun kereta api di Toronto, dengan
menanyakan ”Bagaimana caranya pergi ke stasiun kereta api” kepada seorang yang
sedang lewat, dan telah diberikan petunjuk-petunjuk menuju stasiun kereta api (Breen,
dkk, dalam Tarigan, 1990: 15).
Terdapat beberapa unsur yang harus ada dalam komunikasi,
diantaranya sebagai berikut:
a. Sumber/pengirim pesan/komunikator, yaitu
seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi/institusi yang memiliki motif, mengambil inisiatif,
dan menyampaikan pesan;
b.
Pesan/informasi, dalam bentuk lambang atau tanda seperti kata-kata
tertulis, secara lisan, gambar, angka, dan gestur, yang dapat berbentuk
sinetron, iklan, berita, film, billboard, dan lain-lain;
c. Saluran/media, yaitu sesuatu yang dipakai sebagai alat
penyampaian atau pengiriman pesan, misalnya telepon seluler, radio, surat kabar,
majalah, televisi, gelombang udara dalam konteks komunikasi antarpribadi
secara tatap muka;
d.
Penerima/komunikan, yaitu seseorang atau sekelompok orang atau
organisasi/institusi yang menjadi sasaran penerima pesan (Hidayatulloh, 2012).
2.
Fungi
bahasa sebagai komunikasi
Setiap masyarakat tentunya memiliki bahasa. Dalam komunikasi
sehari-hari alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, baik
berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan. Bahasa sebagai alat komunikasi berarti
sebagai alat bunyi yang mempunyai maksud atau tujuan yang digunakan pemakainya
untuk berinteraksi dengan lawan bicara agar tidak tercipta suatu kesalahpahaman
(Unlenbeck, 1990: 6). Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya mempunyai
fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang secara sadar atau tidak sadar yang
digunakannya. Ada beberapa fungsi bahasa sebagai komunikasi sebagai berikut.
a.
Fungsi
informasi
Bahasa
memiliki fungsi informasi yaitu bahwa bahasa berfungsi untuk menyampaikan
informasi timbal balik antar anggota keluarga maupun anggota-anggota
masyarakat. Informasi merupakan hal yang sangat penting, tanpa informasi kita
akan tertinggal dalam segala hal, melalui komunikasi lah kita dapat mendapatkan
informasi.
Wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi
misalnya berupa berita, pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan
melalui media massa, baik media cetak ( koran, majalah, dan lain-lain ) ataupun
elektronik ( televisi, radio, website/blog, dan lain-lain).
b.
Fungsi
ekspresi diri
Bahasa memiliki fungsi ekspresi diri mengandung pengertian bahwa
bahasa berfungsi untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau
tekanan-tekanan pembicara. Bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri ini
dapat menjadi media untuk menyatakan keberadaan ( eksistensi ) diri,
membebaskan diri dari tekanan emosi, dan untuk menarik perhatian orang lain.
Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan dan
pikirkan. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima
atau dipahami oleh orang lain.Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi,kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang
lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh
orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita
ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi,kita ingin orang lain menanggapi
hasil pemikiran kita.
c.
Fungsi
adaptasi dan integrasi
Bahasa memiliki fungsi adaptasi dan integrasi yaitu untuk
menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa,
seseorang dapat belajar tentang adat istiadat, pola hidup, perilaku, dan etika
dalam masyarakat. Jika seseorang mudah beradaptasi dengan masyarakat, maka
dengan mudah juga dia akan membaurkan diri ( integrasi ) dengan kehidupan
masyarakat tersebut.
d.
Fungsi
kontrol sosial
Bahasa berfungsi mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan sosial akan
berlangsung dengan baik juga. Sebagai contoh, pendapat seorang kepala desa akan
ditanggapi dengan baik oleh masyarakatnya apabila pendapat tersebut disampaikan
dengan bahasa yang komunikatif dan persuasif. Dengan bahasa, seseorang bisa
mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat yang lebih berkualitas
(syamsu, 2015).
Setidaknya ada
delapan kategori fungsi bahasa dalam kaitannya dengn “kategori fungsi
komunikatif”, yaitu:
a. Modalitas, yaitu
pengekspresian kepastian, pengekspresian keperluan, dan pendirian;
b. Disiplin dan evaluasi moral, yaitu pengekspresian
kesetujuan dan ketidaksetujuan;
c. Suasi/bujukan, yaitu
meyakinkan, menganjurkan, dan mendorong;
d. Argumen, yaitu
menjelaskan, menerangkan memperdebatkan, menentang, dan menegaskan;
e. Inkuiri dan eksposisi rasional, yaitu
mengekspresikan implikasi-implikasi, memberikan contoh, dan membatasi;
f. Emosi-emosi personal, yaitu
mengekspresikan kesenangan, keheranan, kekagetan, dan kejengkelan;
g. Relasi-relasi interpersonal, yaitu
mengekspresikan tingkat-tingkat formalitas dan keramahtamahan;
h. Relasi-relasi emosional, yaitu
mengekspresikan tingkat rasa syukur dan terima kasih (Wilkins dalam Tarigan, 1990:63).
Terdapat kesan bahwa seolah-olah “fungsi” dan “pemakaian” (bahasa) itu sama saja. Tetapi pada kenyataannya
terdapat perbedaan yang jelas antara “fungsi” dan “pemakaian” bahasa, antara “function” dan “use”. Kata “fungsi” mengandung makna jabatan,
pekerjaan, faal, guna, faedah, manfaat. Sedangkan kata pemakaian bermakna cara
memakai, cara menggunakan, cara memanfaatkan (Tarigan, 1990: 71). Agar lebih jelas, mari kita ambil contoh dari
kehidupan sehari-hari, yaitu fungsi dan pemakaian “payung” Kalau kita
beranggapan bahwa “fungsi atau manfaat
payung adalah untuk menaungi, meneduhi, melindungi kita dari teriknya matahari
atau curahan air hujan”, maka “pemakaian dan cara memakainya adalah dengan cara
mengembangkan lalu mengangkatnya persis di atas kepala dan tubuh kita”. Akan
tetapi, ada kalanya payung yang serupa pun dapat berfungsi sebagai
tongkat; dalam hal ini cara memakainya harus kita sesuaikan dengan pemakaian
tongkat. Masih ada beberapa fungsi (tambahan) “payung”, tergantung dari situasi
dan kondisi, misalnya sebagai penyolok, pengait, penadah, penyangga, dan sudah
tentu cara memakainya pun berbeda-beda. Dengan ilustrasi ini kita bisa memahami
makna “fungsi” dan makna “pemakaian” memang berbeda dan harus dibedakan (Tarigan,
1990: 72).
3.
Keterkaitan antara Bahasa dan Komunikasi
Di dalam kehidupan setiap manusia, sangat dibutuhkan
suatu keakraban satu dengan yang lain. Kita sebagai makhluk sosial, hidup saling
membutuhkan. Untuk menjalin hubungan satu dengan yang lain, kita harus
membangun sebuah komunikasi. Karena tanpa komunikasi, manusia tidak bisa
bekerjasama dengan oranglain. Oleh sebab itu, manusia hidup berkomunikasi
merupakan tuntutan yang harus dilakukan setiap manusia, agar manusia bisa
dengan mudah membangun relasi yang harmonis dengan sesama.
Komunikasi dapat disampaikan melalui simbol.
Ada banyak simbol-simbol yang digunakan untuk berkomunikasi, diantaranya adalah
simbol huruf, warna, angka, gambar, lampu lalu lintas, dan lain-lain. Simbol-simbol itu dapat dijadikan sebagai komunikasi yang memberikan
informasi-informasi tertentu sesuai dengan tujuan dan kegunaan simbol tersebut (Betsy, 2015).
Selain itu, komunikasi juga dapat di lakukan melalui
penggunaan bahasa. Dalam berbahasa, ada banyak bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi. Baik itu bahasa Indonesia, bahasa asing, bahkan bahasa daerah.
Itu semua tergantung pada situasi dan kondisi tertentu. Penggunaan bahasa yang
baik juga menunjang proses terjadinya komunikasi yang lancar, aman dan
terkendali dalam membicarakan sesuatu hal. Bahasa juga dapat disampaikan
melalui bahasa tubuh. Dengan gerak-gerik dari seseorang, kita bisa mengetahui
informasi yang ia sampaikan. Contohnya, menggelengkan kepala sebagai tanda
tidak setuju. Tangan menggapai sebagai tanda memanggil, menundukkan kepala
sebagai tanda setuju, dan sebagainya.
Komunikasi yang baik dan benar juga harus memperhatikan
penggunanan bahasa Indonesia yang baku dan yang tidak baku. Penggunaan bahasa
Indonesia yang baku dapat dilakukan pada suasana formal agar penyampaian
informasi dapat diterima baik oleh semua kalangan yang menghadiri suasana
formal tersebut contohnya seperti rapat dan diskusi. begitupun sebaliknya,
penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku dilakukan pada situasi yang tidak
formal atau situasi yang santai contohnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah,
tempat rekreasi atau tempat-tempat tertentu.
Setelah kita mempelajari beberapa hal yang berkaitan
dengan komunikasi, kita juga bisa berkomunikasi secara lisan dan tulisan.
Komunikasi lisan dapat dilakukan pada saat melaksanakan seminar, pidato,
khotbah, penyampaian amanat dan
lain-lain. Sedangkan untuk komunikasi tulisan dapat
diaplikasikan melalui media massa seperti surat kabar, majalah, buku dan
sebagainya. penggunaan bahasa lisan maupun tulisan harus menggunakan pilihan
kata yang tepat, agar orang-orang dapat dengan mudah memahami informasi yang
disampaikan.
Menurut Sibarani
(1992 : 90), “komunikasi selalu diasosiasikan dengan proses berbahasa.
Sebaliknya, apabila berbicara tentang bahasa, kita selalu mengaitkannya dengan
komunikasi”. Bahasa merupakan alat untuk
terciptanya sebuah komunikasi yang baik. Begitu pula komunikasi, bahasa
merupakan satu hal yang primer untuk mencapai komunikasi yang baik. Komunikasi
dan bahasa memiliki hubungan yang erat
satu dengan yang lain, karena tanpa memiliki bahasa orang lain tidak bisa
menjalin hubungan dalam berkomunikasi. Komunikasi tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya bahasa yang jelas yang dapat dimengerti oleh oranglain. jadi,
kita bisa melihat bahwa hubungan antara bahasa dan komunikasi itu sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa relasi keduanya sangatlah
erat.
C.
Penutup
Dari pembahasan makalah ini dapat
disimpulkan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai “alat komunikasi”. Bahasa
merupakan satu hal yang primer untuk mencapai komunikasi yang baik. Tanpa memiliki bahasa-orang lain tidak bisa
menjalin hubungan dalam berkomunikasi.
Komunikasi tidak akan berjalan dengan baik
tanpa adanya bahasa yang jelas yang dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi dapat kita pahami bahwa komunikasi dan bahasa memiliki hubungan yang
erat satu dengan yang lain.
D.
Daftar
Pustaka
Hidayatullah,
Syarif. 2009. Hubungan Antara Bahasa dan
Komunikasi (https://wismasastra.wordpress.com)
Sibarani, Robert. 1992. Hakikat
Bahasa. Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung:
Angkasa.
Unlenbeck. 1980. Ilmu Bahasa Pengantar Dasar. Jakarta:
Djambatan.
Related Posts